Dingin....
Lekat memeluk ragaku yang makin menggigil
Mengikat, seperti kenangan yang masih menyisakan luka
Meski tak lagi ia berdarah
Namun perihnya masih sangat menyiksa
Dingin....
Rapat menyelimuti ragaku yang semakin lelah
Menahan nafasku yang mulai terpatah-patah
Walau keras ku mencoba menggapai dua-tiga patok di
depanku
Masih saja letih mematahkan langkahku
Dingin....
Tak juga mau melepasku
Walau tangis sudah menghiasi keluhku
Dan air mata mengaliri gigilku
Menambah erat dingin memelukku
Menambah tajam dingin mengiris-iris kulitku
Kutatap kedua tangan yang jarinya mengeriput
Kutiup kulit yang mulai memutih
Kurasakan nafas yang semakin sesak
Kunikmati sakit yang mengikat erat tubuh
Ketika pandangan ini mulai memudar
Saat itu... kusadari waktuku untuk bersandar