Thursday, May 31, 2012

Antara Aku, Kau, dan Mia (2)

aku menyadarinya. bahkan sangat menyadarinya. aku tau dia sudah lekat memandangiku sejak aku menyapa perempuan di hadapanku ini. perempuan ini --istrinya-- mengajakku berbincang tentang banyak hal. ini, itu, ini, itu, bahkan tentang sejak kapan aku mengenal suaminya.

aku tau pria itu itu pasti sedang memandangi kami berdua dengan hati bergoyang. bagaimana jika rahasia yang dititipkannya padaku terungkap saat ini. dan aku tau dia bahkan belum siap dengan jawabannya. lagipula aku tak berniat mengatakan rahasia itu pada perempuan anggun di hadapanku ini. bagaimana pula aku akan mengatakan rahasia itu? dengan gamblang menyatakan bahwa aku dan suaminya sudah saling jatuh cinta?

Friday, May 25, 2012

Antara Aku, Kau, dan Mia (1)

aku melihat mereka bersalaman, berpelukan, layaknya sepasang kawan lama yang baru bertemu lagi. akrab. terlalu akrab malah. dari tempatku berdiri, aku terus memandang mereka dengan perasaan bergoyang. kira-kira apa yang akan terjadi jika rahasia di antara mereka terungkap. aku bertanya bahkan ketika aku belum siap dengan jawabannya.

"apa kabar, mbak? lama ya gak kesini.." sebuah suara yang halus memecah lamunku. dia, gadis yang kutitipkan padanya sebuah rahasia.

"baik-baik, mbak. memang lagi agak repot di rumah.." sebuah suara yang lain menyahut. dia, perempuan yang sudah begitu dekat denganku.

aku masih lekat memandang mereka berdua dari tempatku berdiri. 'gadis rahasia' itu, gadis yang diam-diam kukagumi --bahkan kucintai-- tampak mengurai senyumnya. kedua perempuan itu berbincang tak jauh dari sini, dari tempatku berdiri. saling melontarkan pertanyaan, cerita, bahkan sesekali guyonan. tak jarang juga kulihat mereka tertawa bersama. 'gadis rahasia'ku tampak memandang lekat pada lawan bicaranya. matanya ikut tersenyum bersama bibirnya. masih juga melontarkan satu dua pertanyaan pada perempuan yang berada di depannya --istriku,-- dan putra kami yang digendongnya.

Ketika Hatiku Mulai Bertanya

ini adalah sebuah tulisan yang kubuat ketika hatiku mulai bertanya. tentang kebenaran yang terlindung di balik ego keinginan. apakah itu sebuah hak ketika pesona menjerat untuk dimiliki namun jalan tak ada lagi? apakah itu pembenaran untuk menolak bertatap muka dengan realita ketika hanya emosi yang berbicara? jika memang ada undang-undang untuk jerat nafsu, hukum aku! karena keinginanku sudah terlalu jauh melampaui akal sehatku untuk memenuhinya.

namun jika keinginan itu hanya bayangan, lalu kita hidup untuk apa? bahkan bayangan pun meninggalkan kita di tengah gelap. apa bedanya dengan harapan? hanya setitik cahaya terang yang entah bagaimana menggapainya untuk mendapat sebuah kebebasan. dari jiwa yang terbelenggu oleh jerat kilauan. jika memang ada peraturan untuk berkeinginan, hukum aku!! karena keinginanku sudh sangat jauh melampaui akal sehatku untuk memenuhinya.

ini hanya sebuah tulisan yang kubuat ketika hatiku perlahan mulai mempertanyakan eksistensi harapan di daratan ini. jika ada yang mau menjawabnya, silahkan.