Friday, November 30, 2012

dingin



Dingin....
Lekat memeluk ragaku yang makin menggigil
Mengikat, seperti kenangan yang masih menyisakan luka
Meski tak lagi ia berdarah
Namun perihnya masih sangat menyiksa


Dingin....
Rapat menyelimuti ragaku yang semakin lelah
Menahan nafasku yang mulai terpatah-patah
Walau keras ku mencoba menggapai dua-tiga patok di depanku
Masih saja letih mematahkan langkahku

Dingin....
Tak juga mau melepasku
Walau tangis sudah menghiasi keluhku
Dan air mata mengaliri gigilku
Menambah erat dingin memelukku
Menambah tajam dingin mengiris-iris kulitku

Kutatap kedua tangan yang jarinya mengeriput
Kutiup kulit yang mulai memutih
Kurasakan nafas yang semakin sesak
Kunikmati sakit yang mengikat erat tubuh

Ketika pandangan ini mulai memudar
Saat itu... kusadari waktuku untuk bersandar

Friday, November 16, 2012

hujan, mengapa berhenti?

bau tanah basah masih meruap mengungkungku
sisa siraman hujan yang meninggalkan harum di sekitarku
baru semenit yang lalu
hujan berhenti turun walau mendung masih menggantung
baru semenit yang lalu
hujan mereda walau langit masih belum bercahaya

hujan, mengapa berhenti?
masih belum puas telingaku mendengar ketuk merdumu
masih belum bosan kulitku merasai dinginmu
masih belum jenuh hidungku membaui aromamu
masih belum jengah mataku memandangi rinaimu

hujan, mengapa berhenti?
aku masih butuhkan suara itu untuk samarkan isakku
aku masih butuhkan rintik itu untuk samarkan air mataku
aku masih butuhkanmu
untuk dinginkan hatiku yang tersengat cemburu
pada dia, dia, dan dia
masih juga orang yang sama

hujan, mengapa berhenti?
turunlah lagi, temani aku melewati menit-menit sepi
jatuhlah lagi, basahi tubuh dan jiwa yang kering ini
merintiklah lagi, mari kita menari
merayakan luka yang tak berhenti menyapa
menyambut sakit yang masih selalu menggigit

hujan, mengapa berhenti?
ayolah, turunlah lagi....

Monday, November 5, 2012

Senin Pagi

selamat pagi senin . . . .
maukah kau bantu aku memulai minggu ini dengan senyuman? karena aku lupa bagaimana caranya tersenyum dengan ringan sejak selasa menggantikanmu tepat seminggu yang lalu.

selamat pagi senin . . . .
aku mencoba mengawalimu dengan hangatnya kopi susu dan manisnya biskuit coklat. di setiap teguknya, harapanku melayang pada hangatnya sapa dari orang-orang terkasih. di setiap gigitan biskuit, doaku terarah pada manisnya senyuman dari hati-hati yang selalu tulus memberi.

selamat pagi senin . . . .
ijinkan aku memohon satu bantuan padamu . . . . tolong bantu aku membawa lagi semangat yang perlahan menguap di akhir minggu yang lalu. berikan aku jalan untuk tetap membawa semangat itu hingga minggu ini berlalu, dan minggu-minggu yang baru menjemputku.

terima kasih . . . .
dan selamat pagi, senin . . . .

Thursday, November 1, 2012

Selamat Datang November

selamat pagi, selamat hari kamis
dan selamat datang november
biasanya aku akan menunggu-nunggu hujan yang selalu datang di bulan ini. entah itu deras, atau hanya sekedar gerimis. tapi hampir pasti, hujan selalu datang di bulan ini.

selamat pagi, selamat hari kamis
dan selamat datang november
tak pernah aku menanti-nanti bulan selain september. tapi kali ini, aku senang menyambutmu, november. idak ada alasan. hanya karena kau dekat dengan desember, akhir tahun yang membawa (semestinya) kedewasaan.

selamat pagi, selamat hari kamis
dan selamat datang november
ada harapan yang ingin kupanjatkan. semoga november adalah penyembuh, dari sisa-sia luka yang ditinggalkan oleh januari, mei, dan oktober. semoga november adalah pupuk untuk kebahagiaan yang dihadiahkan februari, maret, dan september. bagiku . . . . selebihnya adalah anugrah, termasuk kedatanganmu, november.

selamat pagi, selamat hari kamis
dan selamat datang november