Thursday, November 3, 2011

tentang sebuah komentar

"jadi, puisi bukanlah sekadar tempat pelampiasan, tempat meluapkan atau sekadar berbagi. puisi adalah tentang segala yang kita rasakan, segala yang kita pikirkan, segala yang kita hirup untuk bernapas, segala yang kita makan untuk bertahan.
puisi adalah sebuah ekspresi, puisi adalah kata-kata yang tak pernah bisa kita sampaikan, puisi adalah distributor kita untuk seseorang, melalui sebuah pena.
puisi tak pernah berhenti memikirkan apa yang dirasa oleh penulisnya. puisi tak pernah salah diinterpretasikan. puisi itu bebas, tak pernah salah pengartian. semua bebas, semua punya konsepnya masing-masing.
puisi adalah tentang aku, puisi tentang kau, puisi tentang kita, hidup kita.."

aku menemukan komentar itu suatu hari di salah satu terbitan di blog ini. terkejut? ya, aku terkejut, bagaimanapun aku hanya terbiasa melihat, mambaca, dan mengomentari. bukan dilihat, dibaca, dan dikomentari. bagaimanapun aku terbiasa dengan kehidupanku yang sepi, tanpa apresiasi. mungkin sejenak kesombongan mulai mengaburkanku. merasa bisa, mampu. tapi setelah kutengok kembali komentar itu, lalu kubaca tulisan si pemberi komentar itu, aku malu. aku malu sebesar-besar rasa malu yang kumiliki. ternyata dunia tak hanya satu lapis saja. dan ternyata tulisan tak hanya satu dimensi saja. aku malu. sebesar-besar rasa malu yang kumiliki.
terima kasih kepadamu, yang menuliskan komentar itu. bahwa memang tulisan, kata-kata, tidak pernah mempersempit makna. tak pernah keliru, tak pernah salah. karena memang puisi adalah tentang aku, puisi tentang kau, puisi tentang kita, hidup kita..

1 comment:

  1. Mari menulis, bukan untuk sebuah kesombongan pena kita, namun untuk kesombongan ekspresi kita. Tancapkan penamu ke dalam pikiranmu, bukan pada otakmu. Tancapkan penamu ke dalam darahmu, bukan pada jantungmu. Agar penamu selalu berpikir sehat, bukan cuma memerintah tangan untuk menulis. Agar penamu selalu mengalir deras bak hujanku di sore itu, bukan hanya memompa air dari sumur rindu dan tak pernah bersumber, hanya bergantung pada cuaca penghujan.

    Mari, kawan, menulis. :)

    ReplyDelete