Tuesday, June 19, 2012

Antara Aku, Kau, dan Mia (4)

sekuat tenaga kucoba bersikap manis pada mbak mia dan faqih. ah ya, mbak mia adalah perempuan anggun yang tadi kuceritakan. dia istri dari mas rahman, lelaki yang juga kucintai. aku sadar --kami sadar-- bahwa perasaan ini salah. tapi jika boleh kuibaratkan, perasaan ini tumbuh seperti pohon pepaya. aku tak tau kapan dia mulai bertunas. kusadari dia ada baru ketika ia membesar dan hanya menunggu buahnya saja.

"biasanya umur segini lagi cerewet-cerewetnya ya, mbak?" kucoba membuka obrolan baru.
"iya. faqih ini lumayan cerewet memang. apalagi kalau sama abinya . . . " mbak mia menyebut ayah faqih. hatiku teriris.
"wah . . . faqih suka marahin abi ya . . . ?" kualihkan perhatian pada faqih walau aku tau dia tak mungkin menjawab pertanyaanku.

kutahan sekuat tenaga air mataku yang sudah hampir tak terbendung. kututupi sakit dengan senyum yang menguar dari sudut-sudut bibirku, ketika mbak mia menceritakan bagaimana mesranya faqih dengan abinya. kuharap tak ada yang menyadari ini tapi tanpa kukehendaki, wajahku mulai mengeras menahan letupan marah yang tiba-tiba menguasaiku. air mataku hampir jatuh.

"mbak mia, aku tinggal sebentar ya . . . "

No comments:

Post a Comment